- Mengenal Abah Aos, Ulama Kharismatik Dari Tanah Pasundan Dan Ajarannya, dikutip ulang oleh Ustadz Aceng Anwar S.Kom.I., da'i Kamtibmas Rohbintal Polsek Koramil Leuwigoong Polres Kodim Garut, Ketua MUI desa Margacinta, Pimpinan Majelis Taklim Sunan Mataram Kp Cikukuk, Dewan Penasehat Rohani Penajournalis.com ( 06/08/2022).
Bujuk Sara bangkalan menjadi salah satu makam kramat yang menjad wisata religi di pulau Madura dari sisi barat tepatnya di selatannya makam Syaikhona Muhammad Kholil yang hanya berjarak sekutar 200 Bujuk Sara kerap menjadi bagian obyek wisata religi yang masih ramai dikunjungi hingga sekarang ini. Banyak rombongan yang nampak hadir untuk yang datang tak hanya berasal dari daerah Madura saja, melainkan dari daerah lain khususnya yang ada di pulau yang terdapat di Bujuk Sara ini sebenarnya terdapat 3 yang saling berdekatan dan beliau semua merupakan kerabat dekatnya. di sebelah kanan makam Sayyid Abdullah,bagian tengah makam Sayyidah Siti Maisarah, dan di sebelah kiri adalah makam Syeikh kalian masuk ke area makam ini, segi bagunannya memiliki keunikan tersendiri yang sangat berbeda dengan makam pada umumnya. di pintu gerbang terdapat patung itu, di area sekitar makam terdapat pagar yang diberi satir. dan untuk paa penziarah harus di luar pagar itu ketika sedang berdoa. Asal Usul Buju' Sara Bangkalan di Martajazah Dahulu ada satu kisah mengeani Sayyid Abdullah, beliau salah satu yang termasuk bagian dari Bujuk Sara. waktu masa itu, merupakan masih pemerintahan Sultan Abdul Kadirun memerintah di keraton Bangkalan atau yang dikenal dengan sebutan sulatn adiningrat suatu ketika, Sultan tersebut ingin mendirikan 16 menara masjid yang ia bangun seperti yang megah sekarang ini yakni masjid agung dengan ukuran 15 meter. 1 menara dari jumlah yang berada kurang 1 meter saja. Hingga pada akhirnya beliau mengumpulkan sebanyak 44 orang berasal dari Jawa dan Madura untuk mendirikan menara yang tak lain untuk membuat menara yang kurang 1 meter ini menjadi ukuran yang sama dengan syarat tidak menambal atau bahkan membongkarnya. namun banyak yang tidak menyanggupinya kecuali Sayyid itu, Sayyid Abdullah meminta kain yang berwarna putih dan menutupi menara bagian atasnya bersama 44 orang yang membaca Surah Al Fatihah dan Surat Yasin sebanyak 44 kali. Setelah itu, kain tersebut dibuka dari menara yang telah dipasang. dan atas izin Allah ukuran menara tersebut bisa sama tinggi dengan ukuran kejadian keistimewaan tersebut, lalu sang sulatan memberi hadiah ke Sayyid Abdullah untuk melakukan ibadah haji ke tanah suci makkah dengan menggunakan perahu yang berukuran 170 cm x 90 cm. Namun banyak yang gak menyangka dan pikir secara logika sulit sekali karena ukuran perahunya sangat kecil dengan perjalanan yang cukup tetapi, hal tersebut tetap terjadi apa lagi Sayyid Abdullah, yang menurut dari beberapa sumber masih mempunyai keturunan dengan Syaikh Abdul Qadir Al Jilani yang sebagai dari ibadah haji, perahu yang beliay gunakan mendapatkan musibah dan akhirnya, perahu tersebut tenggelam. Namun, di peristwa tersebut terdapat ikan besar yang masyarakat sekitar menyebutnya ikan Sara yang sedang menolong Sayyid dari itu, Sayyid Abdullah dan kedua makam lainnya di sebut Bhujuk Sara karena kejadian yang telah menimpa setelah dari tanah beliau Sayyid Abdullah wafat, pernah berpesan jika suatu saat telah tiada, nantinya dikuburkan pads tempat yang tak jauh dari pesisiri laut. dan Akhirnya makam sayyid abdullah terletak di kawasan Martajasah yang tak jauh dari pesisiri legenda sayyid abdullah sebagai bujuk sara di bangkalan. Sekian dan terima kasih atas kunjungan ke website maduracity - semoga postingan diatas bermanfaat bagi para pembaca.
PasareanKangjeng Sunan Putromenggolo di Petapan, Labang, Bangkalan. (Foto/Rusydiyono, Mata Sumenep) Di kawasan Madura Barat, Sunan Putromenggolo merupakan legenda yang tak pernah kering di benak setiap lapisan masyarakat. Laksana sumber mata air Petapan yang tak terpengaruh musim. Terus memancar, mengairi dan membasahi tiap-tiap dahaga dari
Siapa yang tidak kenal dengan Syaikhona Muhammad Kholil yang namanya sangat masyhur di telinga orang-orang dengan segala cerita kehebatan Beliau dalam mensyiarkan Agama Islam di bumi Madura, bahkan Pesarean atau Makam Beliau hingga saat ini tidak pernah sepi dari pengunjung lokal maupun luar madura bahkan tidak sedikit juga peziarah yang datangnya dari luar indonesia seperti misal lengkap rasanya jika kita tidak mengenal siapa Syaikhona Kholil yang dimulai dari Silsilah Nasab Beliau dan ketika sudah membaca atau tau tentang itu terkuaklah jika Beliau memang keturunan para Kyai yang sangat Alim, terhubung dari Wali Songo hingga Rasulullah SAW. Sekedar untuk pemberitahuan bahwa Kami tidak menampilkan Foto Syaikhona Kholil yang banyak tersebar di internet maupun media sosial karna kami meyakini hingga saat ini foto Beliau memang belum ditemukan bahkan salah satu Tim kami sempat mencari keberadaan Foto hingga ke Museum Belanda namun tetap saja belum menyimpulkan jika Beliau memang mempunyai Kelebihan atau sengaja melakukan itu yakni tidak bisa diabadikan lewat foto sebagaimana beberapa kisah para Wali yang wajahnya tidak bisa difoto. Wallahu A'lam Bishawab. Daftar isi 1 Jalur Sunan Kudus 2 Jalur Sunan Ampel 3 Jalur Sunan Giri 4 Jalur Sunan Gunung Jati 5 Jalur Basyaiban 6 Istri SILSILAH NASAB SYAIKHONA KHOLIL JALUR SUNAN KUDUSSyaikhona Kholil Abdul Lathif. Dimakamkan di Hamim. Dimakamkan di Tаnјυng Porah, Lomaer, Abdul Muharram. Dimakamkan di Banyuajuh, Abdul Azhim. Dimakamkan di Tаmbаk Agung, Sukolilo, Labang, Sulasi. Dimakamkan ԁі Petapan, Tragah, Martalaksana. Dimakamkan di banyubunih, Galis, Bangkalan. Kyai Badrul Budur. Dimakamkan di Rabesan, Dhuwwek Buter, Kwanyar, Bangkalan. Kyai Abdur Rahman Bhujuk Lek-Palek. Dimakamkan di kwanyar, Bangkalan. Kyai khatib. Ada уаng mеnυӏіѕnуа “ratib”. Dimakamkan ԁі pranggan, sumenep. Sayyid ahmad baidhawi pangeran ketandar bangkal. Dimakamkan di sumenep. Sayyid shaleh paneSyaikhonaan pakaos. Dimakamkan di ampel surabaya. Sayyid ja’far shadiq sυnаn kudus. Dimakamkan ԁі kυԁυѕ. Sayyid utsman haji sυnаn ngudung. Dimakamkan ԁі kudus. Sayyid fadhal aӏі аӏ-murtadha raden santri /raja pandita. Dimakamkan di gresik. Sayyid ibrahim asmoro. Dimakamkan di tuban. Sayyid husain jamaluddin. Dimakamkan di bugis. Sayyid ahmad sуаһ jalaluddin. Dimakamkan ԁі naseradab, india. Sayyid abdullah. Dimakamkan di naserabad, india. Sayyid abdul mаӏіk azmatkhan. Dimakamkan di naserabad, india. Sayyid alawi ammil faqih. Dimakamkan di tarim, hadramaut, yaman. Sayyid muhammad shahib mirbath. Dimakamkan di zhifar, hadramaut, yaman. Sayyid aӏі khali’ qasam. Dimakamkan ԁі tarim, hadramaut, yaman. Sayyid alawi. Dimakamkan di bait jabir, hadramaut, yaman. Sayyid muhammad. Dimakamkan ԁі ьаіt jabir, hadramaut, yaman. Sayyid alawi. Dimakamkan di sahal, yaman. Sayyid abdullah/ubaidillah. Dimakamkan ԁі hadramaut, yaman. Al-іmаm ahmad аӏ-muhajir . Dimakamkan ԁі аӏ-husayyisah, hadramaut, yaman. Sayyid isa an-naqib. Dimakamkan ԁі bashrah, iraq. Sayyid mυһаmmаԁ аnnaqib. Dimakamkan ԁі bashrah, iraq. Al-imam ali al-uradhi. Dimakamkan ԁі аӏ-madinah аӏ-munawwarah. Al-іmаm ja’far ash-shadiq. Dimakamkan di al-madinah аӏ-munawwarah. Al-іmаm muhammad al-baqir. Dimakamkan di al-madinah аӏ-munawwarah. Al-іmаm ali zainal abidin. Dimakamkan di аӏ-madinah al-munawwarah. Sayyidina husain ьіn ali ьіn abi thalib. Dimakamkan ԁі karbala, iraq. Sayyidatina fathimah az-zahra’ binti sayyidina muhammad rasulullah. Dimakamkan di madinah аӏ-munawwarahMаkа, dari jalur sunan kudus, Syaikhona Kholil adalah generasi ke-37 dari rasulullah NASAB SYAIKHONA KHOLIL JALUR SUNAN AMPEL Syaikhona Kholil syeikh muhammad Kholil Bangkalan. Kyai abdul lathif. Dimakamkan di Bangkalan. Kyai hamim. Dimakamkan ԁі tаnјung porah, lomaer, Bangkalan. Kyai abdul karim. Kyai muharram. Dimakamkan di banyo ajuh, Bangkalan. Kyai abdul azhim. Dimakamkan ԁі tаmьаk аgυng, sukalela, labeng, Bangkalan. Nyai tері sulasi іѕtгі kyai sulasi. Dimakamkan di petapan, trageh, Bangkalan. Nуаі komala. Dimakamkan ԁі kuanyar, Bangkalan. Sayyid zainal abidin sunаn cendana. Dimakamkan di kuanyar, Bangkalan. Sayyid muhammad khathib raden bandardayo. Dimakamkan ԁі sedayu gresik. Sayyid muѕа sunan pakuan. Dimakamkan di dekat gυnung muria kυԁυѕ. Ԁаӏаm sebagian catatan nаmа musa іnі tidak tегtuӏіѕ. Sayyid qasim sυnаn drajat. Dimakamkan di drajat, paciran lamongan. Sayyid ahmad rahmatullah sunаn ampel. Dimakamkan di ampel, surabaya. Sayyid ibrahim asmoro tuban. Ԁіsіnі Nasab nуаі sulasi ԁаn kyai sulasi melalui jalur sunan ampel, Syaikhona Kholil adalah generasi kе-34 ԁагі rasulullah NASAB SYAIKHONA KHOLIL JALUR SUNAN GIRI Syaikhona Kholil syeikh muhammad Kholil Bangkalan. Kyai abdul lathif. Dimakamkan ԁі Bangkalan. Kyai hamim. Dimakamkan di tаnјυng porah, lomaer, Bangkalan. Kyai abdul karim. Kyai muharram. Dimakamkan di banyo ajuh, Bangkalan. Kyai abdul azhim. Dimakamkan di tambak аgυng, sukalela, labeng, Bangkalan. Nyai tepi sulasi istri kyai sulasi. Dimakamkan ԁі petapan, trageh, Bangkalan. Nуаі komala. Dimakamkan di kuanyar, Bangkalan. Sayyid zainal abidin sυnаn cendana. Dimakamkan ԁі kuanyar, Bangkalan. Nyai gеԁе kedaton istri sayyid mυһаmmаԁ khathib. Dimakamkan ԁі giri, gresik. PaneSyaikhonaan kulon. Dimakamkan ԁі giri, gresik. Sayyid muhammad ainul yaqin sunan giri. Dimakamkan di giri, gresik. Maulana ishaq. Dimakamkan di pasai. Sayyid ibrahim asmoro tuban. Di sini Nasab nуаі gеԁе kedaton dan sayyid muhammad khathib mеӏаӏuі jalur sυnаn giri, Syaikhona Kholil adalah generasi ke-34 ԁагі rasulullah sawSILSILAH NASAB SYAIKHONA KHOLIL JALUR SUNAN GUNUNG JATI Syaikhona Kholil syeikh muhammad Kholil Bangkalan. Kyai abdul lathif. Dimakamkan di Bangkalan. Nyai khadijah istri kyai hamim. Dimakamkan ԁі Bangkalan. Kyai asror karomah. Sayyid abdullah. Sayyid ali al-akbаг. Sayyid sulaiman. Dimakamkan di mojo аgυng, jombang. Syarifah khadijah. Maulana hasanuddin. Dimakamkan di banten. Syarif hidayatullah sυnаn gυnυng јаtі. Dimakamkan ԁі cirebon. Sayyid abdullah umdatuddin. Sayyid ali nuruddin/nurul аlаm. Sayyid husain jamaluddin bugis. Ԁі ѕіnі Nasab nyai khadijah dan kyai hamim Kholil melalui jalur sυnаn gunung jati, Syaikhona Kholil adalah generasi ke-32 ԁагі rasulullah NASAB SYAIKHONA KHOLIL JALUR BASYAIBAN Syaikhona Kholil syeikh mυһаmmаԁ Kholil Bangkalan. Kyai abdul lathif. Dimakamkan di Bangkalan. Nуаі khadijah istri kyai hamim. Dimakamkan di Bangkalan. Kyai asror karomah. Sayyid abdullah. Sayyid aӏі al-akbar. Sayyid sυӏаіmаn. Dimakamkan ԁі mojo аgυng, јоmьаng. Sayyid abdurrahman sυаmі syarifah khadijah ьіntі hasanuddin. Sayyid umar. Sayyid muhammad. Sayyid abdul wahhab. Sayyid abu ьаkаг basyaiban. Sayyid mυһаmmаԁ Sayyid hasan at-turabi Sayyid aӏі. Al-іmаm mυһаmmаԁ al-faqih al-muqaddam. Sayyid aӏі. Sayyid mυһаmmаԁ shahib mirbat. Di sini Nasab kеӏυагgа azmatkhan ԁаn basyaiban melalui jalur Sayyid Abdurrahman Basyaiban, Syaikhona Kholil аԁаӏаһ generasi kе-32 dari Rasulullah Silsilah Nasab Syaikhona Kholil ԁеngаn berbagaі јаӏuг уаng ѕауа ԁараtkаn sampai saat іnі, bisa јаԁі suatu hari nаntі kіtа menemukan nаmа-nаmа ьагυ daripada istri-istri јаӏυг ӏаkі-ӏаkі уаng аԁа hal pencatatan Nasab, ada satu hal уаng сυkυр membanggakan bаgі Kyai-Kyai Jаwа dan gabungan аntага adat arab dalam mеnјаgа Silsilah ԁаn adat jawa/madura yang tіԁаk membeda-bedakan garis ӏаkі-laki dan регеmрυаn, akhirnya kyai-kyai jawa/madura banyak yang memiliki silsilah ӏеngkар dari ьегьаgаі іnі pernah ԁіtυnјυkkаn kepada seorang syeikh ԁагі yaman, ьеӏіаυ mегаѕа kаgυm kагеnа ьаnуаk јаӏυг perempuan уаng juga dicatat ԁаӏаm Silsilah itu sеӏаіn јаӏυг ӏаkі-ӏаkі, karena pada umumnya, orang arab tіԁаk tahu nаmа-nama kаkеk-buyutnya уаng ԁагі јаӏuг ibu atau јаӏυг nеnеk, mereka hanya mеngеnаӏ уаng jalur ayah ke atas ԁеngаn gагіѕ SYAIKHONA MUHAMMAD KHOLILAda sembilan wanita yang tercatat sebagai istri Syekh Kholil, beberapa diantara mereka beliau nikahi setelah beberapa istri sebelumnya meninggal dunia. Hal itu sangatlan wajar, karena Syekh Kholil itu berumur panjang, bahkan ada yang mengatakan bahwa beliau berumur lebih dari seratus tahun, maka beliaupun beberapa kali kedahuluan meninggal oleh istri dan beberapa kali menikah lagi. Itulah sebabnya Syekh Kholil memiliki istri yang banyak. Mereka adalah1. Nyai Raden Ayu Assek binti Nyai Ummu Nyai Raden Ayu Arbi’ Seorang wanita dari Telaga Biru, Bangkalan. Belum diketahui Seorang wanita dari Sabrah Sepulu, Bangkalan. Belum diketahui Nyai Nyai Raden Ayu Nur Nyai Nyai sembilan istri itu, hanya empat orang yang menurunkan keturunan Syekh Kholil. Mereka adalah Nyai Assek, Nyai Ummu Rahmah, Nyai Arbi’ah dan Nyai Buku "Dari Kanjeng Sunan sampai Romo Kyai - Syaikhona Muhammad Kholil Bangkalan - Telaah Sejarah dan Riwayat Hidup" oleh KH. Ali bin Badri Azmatkhan-
Silsilah Perjuangan dan Keteladanan Sunan Ampel. September 03, 2020. Sunan Ampel, dikenal dengan Raden Rahmat, nama aslinya Sayid Ali Rahmatullah, ayahnya bernama Syaikh Ibrahim As-Samarqandi, seorang ulama asal Samarkand, Asia Tengah. Ibunya seorang putri raja bernama Candrawulan dari kerajaan Campa, Kamboja.
- Madura dikenal dengan masyarakatnya yang memilliki kepatuhan agama yang kuat dan menempatkan kiai sebagai figur panutan dan dihormati. Tidak banyak yang mengetahui, Madura memiliki julukan sebagai pulau dengan ratusan bhuju’. Masyarakat Madura umumnya menyebut makam tokoh agama dengan sebutan bhuju’, yang dalam bahasa Madura berarti orang yang sangat tua dan dituakan dalam silsilah keluarga. Akan tetapi dalam konteks sosial, bhuju’k merupakan orang yang dituakan dan yang patut dituruti segala nasihat dan arahannya. Nama dari bhuju’ biasanya diambil dari nama tempat kiai itu berasal atau tinggal. Selain itu, nama bhuju’ juga biasa diambil dari kebiasaan dan hal-hal yang berkaitan dengannya semasa hidup. Di wilayah Bangkalan terdapat beberapa bhuju’. Salah satunya Bhuju’ Raden Jakandar atau Syaid Maghribi atau biasa dikenal dengan Sunan Bangkalan. Bhuju’ yang terletak di wilayah Ujung Piring, Sambilangan, Kabupaten Bangkalan itu masih jarang dikunjungi warga karena letaknya yang kurang strategis dan berada di ujung pemukiman warga. Raja Jakandar atau yang biasa disebut dengan Raden Jakandar adalah salah satu tokoh yang berasal dari keturunan kerajaan Padjajaran, lebih tepatnya keturunan dari Patih Mundangwangi. Istrinya bernama Dewi Nawangsari. Mereka memiliki dua putri yang bernama Dewi Hisah dan Dewi Hirah. Dewi Hisah merupakan istri dari Sunan Bonang, sedangkan Dewi Hirah merupakan istri dari Sunan Gunung Jati. Jadi, Raden Jakandar merupakan ayah mertua dari Sunan Bonang dan Sunan Gunung Jati. “Tidak ada masyarakat yang mengetahui kapan Bhuju’ Raden Jakandar ditemukan dan mengapa bhuju’ itu bisa berada di tempat itu,” tegas Sholihin, salah satu juru kunci yang ditemui Jumat 27/9/2019. Ia bercerita, awal penemuan makam itu termasuk salah satu aulia atau bhuju’ yaitu, ada warga yang tinggal di kampung yang bernama Mbah Munali.
NamaSunan Bonang diduga adalah Bong Ang sesuai nama marga Bong seperti nama ayahnya Bong Swi Hoo alias Sunan Ampel. Sunan Bonang wafat pada tahun 1525 M, dan saat ini makam aslinya berada di kota Tuban. Lokasi makam Sunan Bonang ada dua karena konon, saat dia meninggal, kabar wafatnya dia sampai pada seorang muridnya yang berasal dari Madura.
SILSILAH BUJUK BATU AMPAR Sejarah Buju’ Batu Ampar Pamekasan Di suatu desa di wilayah Bangkalan, tersebutlah seorang ulama bernama Sayyid Husein. Beliau mempunyai banyak pengikut karena ketinggian ilmunya. Selain akhlaknya yang berbudi luhur, beliau juga memiliki banyak karomah, karena kedekatannya dengan Sang Khaliq. Beliau sangat dihormati pengikutnya, dan bahkan penduduk di sekitar Bangkalan. Namun bukan berarti beliau terlepas dari orang yang membencinya, lantaran iri hati akan kedudukan beliau di mata masyarakat saat itu. Hingga suatu hari salah seseorang dari mereka yang iri itu berniat mencelakai dan menghancurkan kedudukan Sayyid Husein. Orang tersebut merekayasa berita, bahwa Sayyid Husein bersama pengikutnya telah merencanakan pemberontakan dan ingin menggulingkan kekuasaan Raja Bangkalan. Tentu, berita palsu ini akhirnya sampai ketelinga sang Raja. Mendengar berita itu Raja gelisah dan hawatir, dan tanpa pikir panjang lagi Raja mengutus panglima perang bersama sejumlah pasukannya menuju kediaman Sayyid Husein. Sayyid Husein yang saat itu sedang beristirahat langsung dikepung dan dibunuh secara kejam oleh tentara kerajaan, tanpa pikir panjang dan tanpa disertai bukti yang kuat. Sayyid yang tidak bersalah itupun wafat seketika, dan konon jenazahnya dimakamkan di perkampungan tersebut. Selang beberapa hari dari wafatnya Sayyid Husein, Raja mendapat informasi yang sebenarnya, bahwa Sayyid Husein tidak melalukan sebagai berita yang tersebar di kerajaan. Ia menyesali keputusannya yang sama sekali tidak berdasar pada bukti-bukti kuat. Dia tidak tahu harus berbuat apa untuk menebus kesalahan tersebut, hingga Raja berinisiatif memberi gelar kepada Sayyid Husein dengan sebutan Bujuk Banyu Sangkah Buyut Banyu Sangkah. Sayyid Husein wafat dengan meninggalkan dua orang putra. Yang pertama bernama Abdul Manan dan yang kedua bernama Abdul Rohim. Sejak kejadian yang menimpa Sayyid Husein, Abdul Rohim lari ke Desa Bire masih dalam kawasan Kabupaten Bangkalan, dan menetap disana sampai akhir hayat beliau. Dan akhirnya beliau terkenal sebagai Bujuk Bire Buyut Bire. Sementara Abdul Manan, pergi mengasingkan diri, menjauh dari kekuasaan Raja Bangkalan. Hari demi hari dilaluinya dengan sengsara dan penuh penderitaan, hingga akhirnya sampai di sebuah hutan lebat di tengah perbukitan wilayah Batu Ampar Kabupaten Pamekasan. Di hutan inilah beliau bertapa mendekatkan diri kepada Allah SWT. Pertapaan ini beliau lakukan di bawah pohon kosambih kesambi selama 41 tahun, sebelum akhirnya ditemukan seorang anak seorang perempuan yang sedang mencari kayu dihutan. Karena itulah beliau dijuluki Bujuk Kosambih. Singkat cerita Abdul Manan dibawa ke rumahnya, dan menikah dengan putri sulung yang menderita penyakit kulit. Aneh, pada hari ke-41 pernikahan mereka, si sulung sembuh dari penyakitnya. Bahkan kulitnya bertambah putih bersih dan cantik jelita, hingga kecantikannya tersiar kemana-mana. Dari pernikahan ini, beliau dikarunia dua orang putra; pertama bernama Taqihul Muqadam, dan yang kedua adalah Basyaniah. Setelah bertahun-tahun berdakwah, beliau wafat dan dimakamkan di Batu Ampar dan terkenal dengan julukan Bujuk Kosambi. Silsilah Auliya’ Batu Ampar Basyaniyah kemudian disebut Bujuk Tompeng putra kedua Abdul Manan, mempunyai kesamaan sikap dengan ayahandanya. Beliau senang bertapa dan menjauhkan diri dari pergaulan masyarakat. Dalam bertapa, Basyaniyah memilih tempat disebuah bukit yang terkenal dengan nama Gunung Tompeng. Bukit ini terletak kurang lebih 500 meter arah barat daya Batu Ampar. Bujuk Tompeng wafat meninggalkan seorang putra yang bernama Su’adi, dan dimakamkan di dekat makam ayahadanya. Su’adi yang terkenal dengan sebutan Syekh Abu Syamsudin dan mendapat julukan Bujuk Latthong putra tunggal Bujuk Tompeng, tidak berbeda dengan perjalanan hidup ayah dan kakeknya. Dia senang bertapa, menyendiri dan berpindah-pindah tempat. Salah satu tempat pertapaan beliau adalah disebuah hutan di dekat kampung Aeng Nyono’, yaitu sebuah bukit yang terletak di kampung Aeng Nyono’ yang menjadi tempat pertapaan Syekh Syamsudin, hingga saat ini dapat dilihat kejadian alam yang aneh berupa sumber air yang mengalir ke atas bukit pertapaan. Konon Syekh Syamsudin pernah menancapkan tongkatnya ke tanah sampai akhirnya keluar air deras dan mengalir ke atas bukit, kemudian dipergunakan untuk berwudlu’. Atas kejadian inilah kampung tersebut diberi nama Aeng Nyono’. Aeng Nyono’ dalam bahasa Madura berarti air yang mengalir ke atas. Asal usul Buju’ Latthong yang disandangkan kepada beliau, ialah karena karomah beliau berupa keluarnya sinar cahaya dari dada beliau. Apabila sinar itu dilihat oleh orang yang berdosa dan belum bertaubat, maka orang tersebut akan pingsan atau tewas. Untuk menutupi karomah itu, beliau menutupi dadanya dengan latthong calatthong kotoran sapi Ada kisah lain yang menyebutkan bahwa seorang yang berjuluk Bujuk Sarabe yang suka berbuat jahat berniat menghabisi beliau. Ketika akan membunuh Syekh Abu Syamsudin, saat Bujuk Sarabe dan anak buahnya mencabut senjata, mendadak senjata itu lenyap dan tinggal kerangkanya saja. Setelah mengaku kalah dan memohon agar senjatanya dikembalikan, Syekh Syamsudin menunjukkan letak senjata tersebut yang berada dalam Latthong. Bujuk Latthong wafat dengan meninggalkan tiga orang putra, yaitu Syekh Husein, Syekh Lukman dan Syekh Syamsudin. Dimakamkan di Batu Ampar. Syeikh Husein sebagaimana para pendahulu lainnya, senang menjalani laku tirakat. Beliau ini terkenal akan kecerdasan pikirannya, serta hafal dan fasih Kitab Ihya Ulumuddin Imam Gazali. Masa pertapaan Syeikh Husein tidak selama sebagaimana para pendahulunya. Akibat perkembangan zaman, tempat tinggal beliau dan daerah sekitar telah menjadi ramai oleh para pendatang. Beliau pun banyak bergaul dan mendidik masyarakat tentang ilmu agama. Syeikh Husein adalah keturunan terakhir Sayyid Husein yang mempunyai kegemaran bertapa dan menjalankan laku tirakat. Keturunan sesudahnya cenderung untuk merantau dan mencari guru untuk menuntut ilmu.
SILSILAHBANI ITSBAT DARI JALUR SUNAN AMPEL Sunan Ampel (versi KH. Hasan Basyri Hasyim Purwoharjo Puger Jember) Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam 1. Fatimah Az Zahrah 2. Sayyidina Husain 3. Ali Zainal Abidin 4. Muhammad Al Baqir 5. Ja'far Ash Shadiq 6. Ali Uraidhi 7. Muhammad An Naqib 8. Isa Ar Rumi 9. Ahmad Al Muhajir 10. Ubaidullah 11.
Syamsuddinini adalah putra sulung Buju' Latthong. Sedangkan nama kecil Buju' Latthong ialah Kiai Su'adi. Buju' Tompeng, ayah dari Kiai Su'adi atau Abu Syamsuddin ini merupakan salah satu waliyullah besar Madura di masanya. Di buku manaqib tersebut tertera nasab Buju' Tompeng, yaitu Buju' Tompeng bin Kiai Abdul Manan (Buju
pNs4ADr. 212 413 416 182 89 167 198 106 254
silsilah sunan dan bujuk madura